Dasyatnya Dampak Erosi
Kata-kata erosi nampaknya sudah sangat familier dengan telinga kita, bahkan anak-anak SD dan TK pun sudah tahu tentang erosi. Gambaran sungai sangat keruh berwarna coklat gelap dan lahan-lahan miring beralur-alur dan hancur atau rusak karena jejak adanya aliran air membuktikan adanya erosi. Secara sederhana erosi dapat dikatakan proses pindahnya partikel-partikel (bahan-bahan) tanah atau sedimen oleh aliran air, angin atau percikan butir-butir hujan.
Erosi tanah terjadi saat permukaan tanah terbuka, pelindung atau penutup yang biasanya berupa vegetasi atau tanaman, serasah atau sisa-sisa tanaman terganggu dan hilang, baik oleh kegiatan pembersihan, pengolahan tanah, pembakaran dan sebagainya.
Jadi tanah-tanah yang terlindungi yang ditunjukkan oleh adanya penutup (cover) baik vegetatif (hidup) maupun mati (mulsa) sangat mengurangi erosi; sebaliknya tanah yang makin terbuka makin peka terhadap erosi. Tanah-tanah yang banyak bahan organiknya juga akan lebih tahan terhadap proses erosi.
Berdasarkan gambaran di atas, erosi sangat merugikan sehingga harus dicegah atau minimal dikurangi. Sudah barang tentu pemahaman, tindakan, dan pencegahan erosi untuk setiap orang berbeda. Berikut adalah informasi tentang erosi yang mungkin dapat menambah pengetahuan kita tentang dasyatnya dampak erosi, sehingga kita lebih peduli yang akhirnya berbuat untuk mencegah erosi menjadi seminimal mungkin.
Mekanisme erosi sesuai dengan gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa erosi diawali dengan proses penghancuran struktur tanah terus diikuti dengan bahan-bahan tanah yang hancur tersebut di bawa aliran air. Kekuatan energi air dalam mengancurkan dan membawanya (erosi) sesuai aliran air dengan energi potensial (E= mgh) dan kinetik (E= mv2).
Unsur Hara | Kisaran Normal % | Hasil Perhitungan | |
Persen | Kg.ha-1 | ||
Unsur Hara Makro | |||
N | 0,02 – 0,50 | 0,15 | 16,8 |
P | 0,01 – 0,20 | 0,04 | 4,48 |
K | 0,17 – 3,30 | 1,70 | 190,4 |
Unsur Hara Sekunder | |||
Ca | 0,07 – 3,60 | 0,40 | 44,8 |
Mg | 0,12 – 1,50 | 0,30 | 33,6 |
S | 0,01 – 0,20 | 0,04 | 4,48 |
Unsur Hara Mikro | |||
ppm | Kg.ha-1 | ||
Fe | 0,500 – 5,000 | 5 000 – 50 000 | 56 – 560 |
Mn | 0,020 – 1,000 | 200 – 10 000 | 2,24 -1120 |
Zn | 0,001 – 0,025 | 10 – 250 | 0,112 – 2,8 |
B | 0,001 – 0,015 | 5 – 150 | 0,056 – 1,68 |
Cu | 0,0005 – 0,015 | 5 – 150 | 0,056 – 1,68 |
Mo | 0,00002 – 0,0005 | 0,2 – 5 | 0,00224 – 0,058 |
Cl | 0,001 – 0,1 | 10 – 1 000 | 0,112 – 11,2 |
Berdasarkan gambaran singkat di atas, Nurhalimah, mahasiswa agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember angkatan 2010, menghitung kerugian hilangnya 3 unsur hara makro (NPK) yang disetarakan dengan harga pupuk anorganik urea, SP36 dan KCL sebesar bermilyar-milyar rupiah. Padahal unsure yang hilang atau dipindahkan tidak 3 uunsur tersebut saja, tetapi banyak. Sangat fantastik, sehingga erosi harus diminimalkan. Perhitungannya tersebut disajikan sebagai berikut.
Gambar berikut menunjukkan bahwa tanah yang tidak terlindungi (terbuka dan baru diolah) sangat peka terhadap erosi, sebaliknya tanah yang tertutup mulsa (jerami) dapat terlindungi dari erosi.
Semoga bermanfaat…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar