Hasil survei harapan lulusan Agroteknologi oleh stakeholders
Survei dilakukan pada desember 2011, pada stakeholders Kandir PTPN 12 Surabaya; LPP dan Joglo Tani Jogjakarta; dan Lembah Hijau Multifarm Solo
Desain kurikulum PS Agroteknologi yang tidak sangat spesifik seperti yang dilakukan pada PS Tanah, PS Agronomi dan PS IHPT sudah baik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan perkebunan yang menerapkan pada aneka tanaman (semusim maupun tahunan). Hal ini dibuktikan dengan hasil rekruitmen baru-baru ini banyak diambil dari alumni UNEJ (sekitar 40% ), karena yang alumni perguruan tinggi lain, sangat spesifik keahliannya, sehingga tidak memenuhi kriteria yang dibutuhkan perusahaan.
Budaya lokal dimasukan dalam kurikulum PS Agroteknologi sangat baik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan perkebunan yang cakupan lokasi kebunnya tersebar di seluruh Indonesia, yang sangat berbeda-beda dalam kebudayaan. Pemberian bekal ini akan meningkatkan daya adaptasi lulusan terhadap lingkungan yang berbeda-beda budayanya.
Hasil evaluasi, keandalan atau kompetensi berdasarkan keahlian atau ketrampilan teknologi lebih penting dibandingkan dengan berdasarkan komoditas. Hal ini disebabkan penguasaan manajemen atau produksi tanaman salah satu jenis tanaman, dapat digunakan untuk tanaman lainnya; kecuali untuk produksi tanaman yang bersifat spesifik, contohnya kopi dan kakao. Manajemen produksi kedua komoditas ini bersifat komplit dan intensif.
Kata alumni PS Ilmu Tanah, PS Agronomi, dan PS Ilmu Hama dan Penyakit Tanaman merasakan bobot praktikum sangat kurang, sehingga tidak bisa langsung atau cepat beradaptasi di lapangan kerja. Selain itu, berdasarkan kebutuhan aktivitas di bidang perkebunan, kompetensi bidang tanaman perkebunan atau tahunan sangat kurang.
Di lapangan kemampuan manajerial sangat penting, diperlukan banyak pengetahuan yang berasal dari beberapa MK, sehinga mengintegrasikan antar kajian MK-MK sangat penting. Selain itu interaksi atau komunikasi dengan lingkungan juga penting.
Di perkebunan pekerja yang berijasah S1 sering menunjukkan sifat kurang sabar dalam bekerja. Selain itu, kebiasaan relatif bebasnya ekspresi akademik di perguruan tinggi, sering menjadi beban di suatu lingkungan perusahaan, walaupun tidak semua.
Hampir semua stakeholders mengharapkan lulusan yang mempunyai motivasi untuk lebih maju dan cinta pada bidang kerjaan, dalam hal ini pertanian
Selain penguasaan aktivitas lapangan, dalam beberapa perusahaan yang stafnya berhadapan langsung dengan pelanggan, membutuhkan ketrampilan hubungan dengan masyarakat atau publik (PR).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar