Tanah bukan benda mati semata
Kalau kita mengambil sedikit saja tanah subur (secara mudah didekati dengan tanah berwarna gelap dan gembur) dan kita bawa ke laboratorium biologi atau mikrobiologi tanah dan dianalisis akan mendapatkan jumlah kehidupan yang menakjubkan (luar biasa), kurang lebih seperti dalam Tabel 1 (di bawah). Data tersebut menunjukkan bahwa dalam satu gram atau seujung jari, di dalamnya ada sekitar semilyar bakteri. Apa isinya bakteri saja? Tidak. Ada juga sekitar 100 juta aktinomisetes, ada juga fungi, mikroalga, protozoa dan nematode dengan jumlah yang makin sedikit. Bagaimana dengan cacing, yang sudah dikenal banyak masyarakat bahwa salah satu cirri tanah subur adalah adanya cacing. Disini, karena hanya satu gram tentu tidak ada, karena bobot cacing sendiri lebih dari satu gram. Baru jika tanah yang kita ambil lebih banyak yaitu 1 m2, maka akan detemukan cacing sekitar 300 ekor. Luar Biasa.
Apa yang bisa kita ambil dari gambaran tersebut di atas? Tentu, kita tidak boleh semena-mena memperlakukan tanah seperti benda mati semata, karena ternyata didalamnya berlimpah atau luar biasa banyaknya kehidupan. Oleh karena itu, saya mengajak untuk memperlakukan tanah setidaknya seperti kita memperlakukan benda hidup yang ada di dunia ini. Tanah (organism tanah) berhak untuk hidup dan beraktivitas, sehingga mereka butuh untuk bernafas, butuh makan, butuh berkembang biak dan beraktivitas. Bagaimana menurut anda?
Secara sederhana keragaman kehidupan (biodiversitas) di dalam tanah seperti digambarkan pada gambar di atas. Gambar tersebut diunduh dari web. Coba dilihat, ada beraneka ragam kehidupan yang jumlahnya sebagian tergambarkan pada Tabel 1. Apa macam-macam organism tersebut hidup berdiri sendiri? Tidak, akan tetapi membentuk jaring-jaring/rangkaian yang saling berhubungan baik dalam hal makanan sehingga disebut Rantai Makanan. Selain itu jaringan tersebut dalam hal fungsinya. Sebagai contoh, jika ada sampah organik yang kita buang ke tanah, apa hanya bakteri saja yang menghancurkan? Tidak, yaitu bisa dimulai dari serangga atau cacing dan diteruskan oleh organism yang lebih kecil lain hingga bakteri. Demikian juga, apa hanya satu ekor cacing dan bakteri saja yang menghancurkan? Tidak, tapi puluhan, ratusan, ribuan hingga milyaran jumlah organisme tersebut.
Bisa kita bayangkan, jika tidak ada kehidupan di dalam tanah tersebut, maka sampah sudah menutupi dunia kita ini. Kita mungkin sudah tidak punya tempat untuk hidup, karena dimana-mana ada gunungan sampah. Kondisi sampah sedikit atau beberapa hari tidak dikekola di Bandung waktu lalu, sudah menjadi issue nasional yang tidak kita harapkan.
OK, bagaimana? Apa kita tetap memperlakukan tanah hanya sebatas benda mati saja?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar