Sabtu, 29 Oktober 2011

Penerapan Sistem Pertanian Berkelanjutan


Penerapan Sistem Pertanian Berkelanjutan

Pengelolaan tanah secara berkelanjutan atau Sustainable Soil Management (SSM) harus menggunakan pendekatan multidisiplin dan tidak boleh terbatas hanya pada bidang ilmu tanah (pertanian) saja

Berdasarkan Steiner (1996) ada tiga (3) aspek sistem pengelolaan tanah secara berkelanjutan yang selanjutnya kita sebut sebagai 3 pilar:
Aspek Bio-fisik: Pengelolaan tanah berkelanjutan harus memelihara dan meningkatkan kondisi fisik dan biologi tanah untuk produksi tanaman dan keragaman hayati (biodiversity).
Aspek Sosial-budaya: Pengelolaan tanah berkelanjutan harus cocok atau sesuai dengan kebutuhan manusia baik secara sosial dan budaya pada tingkatan nasional dan regional.
Aspek Ekonomi: Pengelolaan tanah berkelanjutan harus mencakup semua biaya penggunaan lahan.

Praktikum Penerapan Sistem Pertanian Berkelanjutan, mahasiswa PS Agroteknologi Universitas Jember dilakukan pada penerapan usahatani padi organik di Sumberjambe Rowosari dan di lahan bergunung/miring Sukma Elang.
Dalam kegiatan tersebut mahasiswa akan menilai usahatani tersebut sudah memenuhi 3 pilar pertanian berkelanjutan atau belum. Jika belum solusi apa yang bisa diberikan sehingga tanpa merubah system yang telah diterapkan oleh petani tersebut, akan tetapi memenuhi 3 pilar tersebut.
 Lokasi praktikum usahatani produksi beras organik dan sumber air langsung dari sumber air di atasnya (Gunung)
Bersama dengan 3 pelaku usaha (petani) di depan rumahnya

Senin, 25 Juli 2011

Enaknya Belajar Di Lapangan

Enaknya Belajar Di Lapangan


Salah satu bekal pengetahuan dan pengalaman yang diberikan kepada mahasiswa agroteknologi Unej adalah belajar langsung di Lapangan atau di institusi tertentu atau di luar kampus. Dalam pelajaran tersebut mahasiswa mulai berinteraksi langsung dengan permasalahan-permasalahan yang ada di luar kampus. Diharapkan dalam interaksi tersebut mahasiswa dapat menghubungkan antara teori dan praktek di kampus dengan permasalahan di luar kampus. Selain itu, mahasiswa juga dapat melatih kepekaan terhadap permasalahan, sehingga terbuka salah satu sifat dasar manusia untuk selalu berbuat kebaikan.
PS Agroteknologi, .................. ada kekuatan teknologi dalam PS ini, yaitu pandangan yang selalu optimis dan dengan kreativitasnya berupaya untuk selalu memecahkan permasalahan-permasalahan yang di hadapi atau di sekitarnya. Itu yang kita tunggu-tunggu ............................................
ditunggu untuk kemakmuran ibu pertiwi

Selasa, 07 Juni 2011

Nasehat Diri

Pemimpin 
Pemimpin berdasarkan Ki Hajar Dewantoro adalah Ing Ngarso Sung Tulodo, ing madyo mbangun kerso, tut wuri handayani. Sangat ideal sekali
Akan tetapi dengan berbagai hal yang saya alami, saya punya penjabarannya sebagai berikut:
Nasehat diri untuk jadi pemimpin.
Pemimpin apapun, khususnya sebagai peminpin rumah tangga.
Pemimpin pada dasarnya adalah orang yang senang membantu, bukan dibantu atau minta bantuan.
Anak yang susah mengerjakan PR maka saya harus bisa membantu, dengan cara membuatnya mengerti akan kesulitannya sehingga dapat mengatasinya. Anak yang kekurangan biaya atau uang saku untuk kegiatan untuk yang memajukan dirinya, maka saya harus mencarikan dan membantu memberi tambahan uang saku. Anak yang tidak kuat menahan beban, atau anak yang belum bisa jalan, maka saya harus membantu atau meringankan bebannya sehingga lebih kuat.
Oleh karena itu saya kalau ingin jadi pemimpin harus pandai supaya bisa memberikan ilmu; saya harus kaya supaya saya bisa membantu dalam finansial; saya harus kuat supaya bisa meringankan beban fisik yang kita bantu.
Akan tetapi ini, semua makna di atas, bukan berarti sombong. Semoga saya dijauhkan dari sifat sombong.

Minggu, 22 Mei 2011

Field Trip

Field Trip untuk Softskill dan Psikomotorik
Salah satu kegiatan PS Ilmu Tanah dalam membekali mahasiswanya sehingga dicapai kompetensi lulusan seperti yang diharapkan adalah dilakukan Field Trip. Dalam kegiatan ini mahasiswa bersama dengan teknisi lab dan dosen bersama-sama belajar dan diskusi tentang kondisi tanah, khususnya di Jawa Timur. Berbagai aspek yang dipelajari dalam kegiatan tersebut, yang diharapkan dapat mendungkung MK (teori dan praktikum) yang telah diberikan. Kekuatan output yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah dari aspek softskill (kerjasama, kepemimpinan, kreativitas, dan motivasi) dan psikomotorik (mencandra profil tanah, tekstur tanah, kelerengan, ketinggian, dsb).

Tahun 2011 semester genap, Field Trip dilakukan di lereng Bromo dan Tengger. Secara substansial kegiatan dan hasil kegiatan diserahkan ke dosen pembimbing masing-masing. Berikut adalah beberapa dokumentasi kegiatan yang semoga dapat melengkapi tujuan pokoknya.

Di desa Sukapura, Probolinggo; hawa sudah terasa dingin karena ketinggia sekitar 700 mdpl. Tempat belajar ini merupakan lereng tengah G. Bromo.


Dari desa Sukapura tersebut, turun tidak lama, membandingkan kondisi lahan dan tanahnya; khususnya pada lokasi penambangan padas untuk bahan bangunan.
Setelah didiskusikan pada bagian lereng tengah, diteruskan ke dataran aluvial di desa Raci. Tanah di desa ini sudah banyak digunakan persawahan, sehingga proses pedogenesis berjalan intensif. Dalam profil tanah sudah ada epipedon vertik.
Akhir kegiatan dilakukan di desa Pesisir Probolinggo untuk melihak kondisi lahan dan tanah di Mangrove. Disini didiskusikan proses marin, aluvial dan fluvial.
Semoga bermanfaat

Sabtu, 23 April 2011

Kesuburan Tanah dan Pemupukan

Dalam RPP MK Kesuburan Tanah dan Pemupukan ingin membekali sebagian lulusan Agroteknologi  
dapat menganalisis dan menjelaskan status kesuburan tanah dan tindakan mempertahankan/meningkatkan kesuburan melalui pemupukan
Oleh karena itu,  media ini dapat digunakan sebagai media komunikasi dan apa yang akan, sedang, dan telah dilakukan secara terbuka. Dengan harapan kalau ada pihak-pihak menaruh perhatian dan memberikan saran perbaikan dapat dilakukan dengan mudah. Selain itu, dengan tidak berlebihan, apabila ada hal-hal baik dalam media ini dapat digunakan atau menjadi inspirasi untuk kegiatan lainnya.
Diawali oleh 3 kelompok yang mendiskusikan tentang pupuk, petani, dan tanah dilihat secara umum dan disajikan secara sederhana sehingga mudah dipelajari dan diingat.
Berdasarkan gambaran tersebut di atas, diambil sebagian kecil untuk dibuat lebih spesifik. Hasilnya sebagai berikut.
Hasil analisis data oleh Lazuardi Cahya A dan Oky Yulianto Saputra (asisten Protan II) pada produksi, kualitas, serapan hara NPK, dan neraca hara tanaman sawi yang ditanam dalam kegiatan praktikum Protan II di lahan TeknoPark FP Universitas Jember adalah sebagai berikut (pembahasan tidak disajikan):
Hasil analisis data oleh Andika Septa SBH dan Whanda Destyan (asisten Protan II) pada produksi, kualitas, serapan hara NPK, dan neraca hara tanaman kailan yang ditanam dalam kegiatan praktikum Protan II di lahan TeknoPark FP Universitas Jember adalah sebagai berikut (pembahasan tidak disajikan):
Hasil analisis data oleh Grece Theresya Selvi Asmuruf dan Ristika Wulandari (asisten Protan II) pada produksi, kualitas, serapan hara NPK, dan neraca hara tanaman kankung yang ditanam dalam kegiatan praktikum Protan II di lahan TeknoPark FP Universitas Jember adalah sebagai berikut (pembahasan tidak disajikan):
Semoga bermanfaat




 

Kamis, 17 Maret 2011

Tanah Bukan Benda Mati Semata


Tanah bukan benda mati semata 

Kalau kita mengambil sedikit saja tanah subur (secara mudah didekati dengan tanah berwarna gelap dan gembur) dan kita bawa ke laboratorium biologi atau mikrobiologi tanah dan dianalisis akan mendapatkan jumlah kehidupan yang menakjubkan (luar biasa), kurang lebih seperti dalam Tabel 1 (di bawah). Data tersebut menunjukkan bahwa dalam  satu gram atau seujung jari, di dalamnya ada sekitar semilyar bakteri. Apa isinya bakteri saja? Tidak. Ada juga sekitar 100 juta aktinomisetes, ada juga fungi, mikroalga, protozoa dan nematode dengan jumlah yang makin sedikit. Bagaimana dengan cacing, yang sudah dikenal banyak masyarakat bahwa salah satu cirri tanah subur adalah adanya cacing. Disini, karena hanya satu gram tentu tidak ada, karena bobot cacing sendiri lebih dari satu gram. Baru jika tanah yang kita ambil lebih banyak yaitu 1 m2, maka akan detemukan cacing sekitar 300 ekor. Luar Biasa.

Apa yang bisa kita ambil dari gambaran tersebut di atas? Tentu, kita tidak boleh semena-mena memperlakukan tanah seperti benda mati semata, karena ternyata didalamnya berlimpah atau luar biasa banyaknya kehidupan. Oleh karena itu, saya mengajak untuk memperlakukan tanah setidaknya seperti kita memperlakukan benda hidup yang ada di dunia ini. Tanah (organism tanah) berhak untuk hidup dan beraktivitas, sehingga mereka butuh untuk bernafas, butuh makan, butuh berkembang biak dan beraktivitas. Bagaimana menurut anda?


Secara sederhana keragaman kehidupan (biodiversitas) di dalam tanah seperti digambarkan pada gambar di atas. Gambar tersebut diunduh dari web. Coba dilihat, ada beraneka ragam kehidupan yang jumlahnya sebagian tergambarkan pada Tabel 1. Apa macam-macam organism tersebut hidup berdiri sendiri? Tidak, akan tetapi membentuk jaring-jaring/rangkaian yang saling berhubungan baik dalam hal makanan sehingga disebut Rantai Makanan. Selain itu jaringan tersebut dalam hal fungsinya. Sebagai contoh, jika ada sampah organik yang kita buang ke tanah, apa hanya bakteri saja yang menghancurkan? Tidak, yaitu bisa dimulai dari serangga atau cacing dan diteruskan oleh organism yang lebih kecil lain hingga bakteri. Demikian juga, apa hanya satu ekor cacing dan bakteri saja yang menghancurkan? Tidak, tapi puluhan, ratusan, ribuan hingga milyaran jumlah organisme tersebut.

Bisa kita bayangkan, jika tidak ada kehidupan di dalam tanah tersebut, maka sampah sudah menutupi dunia kita ini. Kita mungkin sudah tidak punya tempat untuk hidup, karena dimana-mana ada gunungan sampah. Kondisi sampah sedikit atau beberapa hari tidak dikekola di Bandung waktu lalu, sudah menjadi issue nasional yang tidak kita harapkan.

OK, bagaimana? Apa kita tetap memperlakukan tanah hanya sebatas benda mati saja?

Rabu, 16 Februari 2011

Pengalaman Penelitian

Pengalaman penelitian yang telah dilakukan adalah:


Tahun
Judul Penelitian
Ketua/anggota
Tim
Sumber Dana
2002
Evaluasi Kesetimbangan Unsur Hara Dalam Tanah dan Rekomendasi Pemupukan secara Proporsional  pada Tanaman Tembakau dengan Menggunakan Metode Diagnose Recommendation Integrated Sistem (DRIS)
Ketua
Bapeda-Jatim
2002
Karakteristik Fisika-Kimia Tanah Hutan Mangrove Baluran Jawa Timur
Anggota
PSLPT-ADB UNEJ
2002
Uji Unsur Hara pada Sentra Penanaman Kopi Rakyat di Jember melalui Metode Diagnose Recommendation Integrated Sistem (DRIS)
Ketua
Bapeda-Jatim
2003
Perubahan Basa-basa Tanah dan Air Tercuci dari Tanah yang diperlakukan Zeolit  dan diairi Limbah Cair Kaya Basa-basa
Ketua
DP3M-Dikti
2003
Peningkatan Efesiensi Pemupukan Fosfor dan Pertumbuhan Kedelai pada Tanah Masam melalui Pemberian Kombinasi Senyawa Humik dan Mikroba Pelarut Fosfat
Ketua
DP3M-Dikti
2004-2005
Pengembangan Paket Teknologi Kombinasi Senyawa Humik, Mikroba Pelarut fosfat, dan Zeolit untuk Program Intensifikasi Produksi Kedelai pada Tanah Mineral Masam
Ketua
DP3M-Dikti
2007
Pemaduan Bahan Pembenah Tanah Kombinasi Senyawa Humik, Zeolit, dan Pseudomonas putida 27.4B dengan Agen Hayati untuk Mendapatkan Produk Multifungsi Ramah Lingkungan
Ketua
DP3M-Dikti
2007
Produksi Massal Paket Kombinasi Biopestisida Nematoda entomopatogen dan Biofertilizer Mikroba Pelarut Phosphat serta Senyawa Humik Untuk Meningkatkan Produksi dan Kualitas Tanaman Kedelai
Anggota
Ristek-KMNRT
2007
Detoksitas Alumunium (Al) pada Tanah Mineral Masam dengan Senyawa-senyawa Humik
Ketua
Diknas
2009
Bacterial Growth in Modified Nutrient both Supplemented by K-Humate Plus and Indoleacetic Acid
Ketua
Diknas-SUNFix Centre
2009-2010
Optimalisasi produktivitas tanah mineral masam untuk kedelai melalui detoksitas Al dan desorpsi P oleh kombinasi senyawa humik dan bakteri pelarut fosfat
Ketua
Ristek-KMNRT
2009-2010
Pengaruh aktivasi senyawa humik terhadap dinamika pengkelatan Al dan sorpsi-desorpsi P pada tanah mineral masam
Ketua
DP3M-Dikti dan DIPA UNEJ